My Diary : Naik KRL Commuter Line Serpong – Parung Panjang – Maja

Sabtu 28 September 2013 siang. Hari itu saya berniat untuk berangkat ke Rangkasbitung menggunakan Kereta Api tujuan Merak dari BSD.
Namun niat saya berubah, saya ingin sekalian mencoba langsung trayek KRL baru yang kini telah sampai Stasiun Maja.

So dari Stasiun Serpong saya kemudian menggunakan KRL tujuan Maja yang tiba di Serpong sekitar pertengahan hari. Matahari saat itu lagi terik-teriknya, kondisi yang pas untuk mengambil foto. Sayang KRL Ekonomi kini telah tiada, kalau tidak akan sangat pas kondisinya untuk mengambil foto dari pintu atau jendela yang terbuka

(klik foto untuk ukuran besar)

1. STASIUN SERPONG
Kereta api berangkat sejak jam 12 siang. Karena saya tiba tepat pada saat kereta akan tiba di stasiun,

Perlintasan sebidang Rel KA - Pasar Serpong

Perlintasan sebidang Rel KA – Pasar Serpong

Jalan berbatu menuju Stasiun KA Serpong

Jalan berbatu menuju Stasiun KA Serpong

Ketika saya masuk ke kereta, tepat 20 detik kemudian KRL beranjak meninggalkan Stasiun Serpong. Huff, hampir saja ketinggalan…karena KRL ke arah Maja tidak ada setiap jam, artinya kalau terlambat saya mesti menunggu 3 jam lagi (alias perjalanan hari ini pun batal, karena tiga jam lagi sudah jam 5 sore dan tentu bukan momen yang bagus untuk foto2, terutama karena jumlah penumpang yg mungkin membludak pada sore hari)

Kepadatan penumpang di KRL dari Stasiun Serpong

Kepadatan penumpang di KRL dari Stasiun Serpong

Stasiun Serpong

Stasiun Serpong

Stasiun Serpong 2

Stasiun Serpong 2

KRL pun beranjak meninggalkan Stasiun Serpong. Pemandangan pertama yang tidak ingin saya lewatkan adalah Sungai Cisadane. I mean, saya punya banyak foto Sungai Cisadane dari hulu di Bogor hingga hilir di Tangerang, namun saya belum pernah melihat langsung dari atas Kereta Api yang sedang berjalan.

Sungai Cisadane terlihat dari jembatan rel KA Serpong - Maja, airnya terlihat keruh mungkin akibat hujan atau sedimen tanah pembangunan kawasan BSD 2

Sungai Cisadane terlihat dari jembatan rel KA

2. STASIUN CISAUK
Perhentian pertama dari Stasiun Serpong adalah Stasiun Cisauk. Daerah yang mulai disebut sebagai BSD 2 mengingat gencarnya pembangunan pemukiman oleh BSD di kawasan ini. Dapat dibayangkan pentingnya peran stasiun ini kelak bagi para commuter BSD / Cisauk

Stasiun Cisauk 1

Stasiun Cisauk 1

Stasiun Cisauk 2

Stasiun Cisauk 2

Perjalanan KRL kemudian berlanjut ke arah Barat. Pemandangan mulai semakin hijau, pertanda meninggalkan zona Kota Tangerang Selatan dan masuk ke dalam kawasan pedesaan

Growing trees upon the village

Growing trees upon the village

Pemandangan Hijau Selepas BSD - Cisauk 2

Pemandangan Hijau Selepas BSD – Cisauk 2

Sejumlah penumpang mungkin merasa agak heran melihat saya mondar-mandir kiri kanan jendela kereta untuk mengambil gambar, but sy sih cuek saja. Pertama kali naik kereta melewati trayek ini, rasanya ‘pantang’ untuk tidak mengambil gambar, apalagi didukung cuaca yang lumayan cerah. Belum tentu di kesempatan lain, saya bisa naik kereta lewat jalur ini dengan cuaca yang sama cerahnya..

Pemukiman desa Cisauk

Pemukiman desa Cisauk

Tak lupa saya juga mengambil foto rel kereta api, meski harus sedikit memiringkan kamera di kaca agar angle-nya baik. Saya rindu KRL Ekonomi

Foto rel KA Serpong - Maja yang sudah double track

Foto rel KA Serpong – Maja yang sudah double track

Posisi matahari yang ada di sebelah kiri kereta membuat pemandangan di sebelah kiri terlihat lebih jelas. Untunglah penumpang di kereta tidak terlalu padat sehingga dengan mudah saya mengambil angle dari sela-sela kaca jendela KRL

Pemandangan indah selepas Cisauk, yang pantang terlewatkan

Pemandangan indah selepas Cisauk, yang pantang terlewatkan

3. STASIUN CICAYUR
Stasiun ‘pedalaman’ berikutnya adalah Cicayur. Terus terang baru pertama kali mendengar nama stasiun ini. So sambil mengambil gambar, saya coba sekalian melihat-lihat keadaan sekitar stasiun.

Stasiun Cicayur 1

Stasiun Cicayur 1

Stasiun Cicayur 2

Stasiun Cicayur 2

Suasana desa terlihat sekali, berbeda dengan di Stasiun Serpong ke arah Tanah Abang. Jalan-jalan kecil nan mungil, rumah-rumah penduduk dengan halaman luas dan ditumbuhi berbagai pepohonan. Dan tentu saja persawahan rakyat nan mempesona mata.

Jalan Pedesaan beberapa ratus meter selepas Stasiun Cicayur

Jalan Pedesaan beberapa ratus meter selepas Stasiun Cicayur

??????????????????????

???????????????????????????????

Pemandangan sawah mulai dari arah Cisauk terus ke Barat sungguh memanjakan mata. Pada periode waktu tersebut, persawahan baru mulai musim tanam sehingga genangan air terlihat mencolok di persawahan.

??????????????????????

Ada juga sebuah telaga kecil yang terlihat di sebelah Selatan jalur kereta. Sayang posisinya agak jauh sehingga saya hanya bisa meng-capture sekilas

Sebuah telaga kecil di jalur rel Jakarta - Serpong - Maja

Sebuah telaga kecil di jalur rel Jakarta – Serpong – Maja

4. STASIUN PARUNG PANJANG
Pertama kali mendengar ‘Parung Panjang’ beberapa tahun yang lalu, I confused it with ‘Parung’ di jalur antara Jakarta – Bogor via Ciputat. Memang keduanya sama-sama terletak di wilayah Kabupaten Bogor, namun keduanya berbeda dan jaraknya juga berjauhan

KRL berhenti selama kurang lebih 7 menit di Stasiun Parung Panjang. Kurang tahu apakah karena arus penumpang, atau menunggu kereta melintas, atau karena di daerah Maja rel masih single rail. Momen berhenti tersebut tentu saya manfaatkan sebaik-baiknya 🙂 untuk mengabadikan suasana Stasiun Parung Panjang

 

Arus masuk keluar penumpang Stasiun Parung Panjang lumayan ramai. Meski sebenarnya posisi Parung Panjang cukup jauh dari jalur Jakarta – Tangerang – Serang maupun Jakarta – Bogor – Jasinga, tetapi mungkin saya menduga daerah Parung Panjang ini sudah lama didiami sejak sebelum kemerdekaan.

Stasiun Parung Panjang 3

Stasiun Parung Panjang 3

Stasiun Parung Panjang 4

Stasiun Parung Panjang 4

Tak lupa saya ambil foto suasana di dalam kereta

10 menit kemudian KRL pun akhirnya beranjak meninggalkan Stasiun Parung Panjang. Dengan jumlah penumpang yang kini tidak terlalu ramai, saya bebas bergerak kiri-kanan sisi KRL.

Jalan kecamatan di Parung Panjang

Jalan kecamatan di Parung Panjang

Hijau...hijau..

Hijau…hijau..

Agak terkejut juga akhirnya bisa melihat perlintasan sebidang yang cukup ramai di KA ini. Mungkin jalan ini yang menghubungkan Parung Panjang ke Karawaci / Tangerang

Agak terkejut juga akhirnya bisa melihat perlintasan sebidang yang cukup ramai di KA ini. Mungkin jalan ini yang menghubungkan Parung Panjang ke Karawaci / Tangerang

Mana mungkin saya melewatkan foto jembatan ini :)

Mana mungkin saya melewatkan foto jembatan ini 🙂

Pemandangan yang saya lihat mengingatkan saya pada berbagai sudut wilayah Kabupaten Bogor yang banyak perbukitan dan pegunungan. Betapa menyenangkan sekali melihat lembah-lembah dan sawah hijau, lepas dari penat dan polusi di Ibukota Jakarta (of course, wilayah Parung Panjang ini kan masuk Kabupaten Bogor 🙂 )

'Lembah' Parung Panjang' :)

‘Lembah’ Parung Panjang’ 🙂

Asoooyyy ('Lembah' Parung Panjang 2)

Asoooyyy (‘Lembah’ Parung Panjang 2)

5. STASIUN CILEJIT
Satu lagi nama stasiun yang tidak pernah terdengar oleh saya sebelumnya. Stasiun Cilejit. Beberapa tahun lalu ketika kesini, tidak ada pagar pembatas stasiun dengan lingkungan luar (beda jauh kan dengan di Jabodetabek) alias penumpang bisa masuk dan keluar dari berbagai sisi stasiun, tidak harus melalui gedung.
Sekarang stasiunnya sudah dibangun besar, sudah ada pagar pembatas, jauh lebih rapi dan feasible untuk perjalanan KRL.

Stasiun ini sudah jauh lebih ramai dibandingkan saat saya terakhir kesini. Penduduk sekitar nampakny sudah terbiasa dengan adanya KRL dan sering menggunakannya.

Stasiun Cilejit 4

Stasiun Cilejit 4

Setelah kurang lebih 1 menit, KRL pun beranjak meninggalkan Stasiun Cilejit. DUlu kecepatan kereta sudah lambat karena mungkin masih banyak single rel. Tapi sejak double track selesai,kini kecepatan kereta sudah jauh lebih meningkat.

Pemandangan cantik di sisi kiri KRL, lengkap dengan capture rel KA

Pemandangan cantik di sisi kiri KRL, lengkap dengan capture rel KA

Suasana pedesaan di daerah Stasiun Cilejit

Suasana pedesaan di daerah Stasiun Cilejit

6. STASIUN DARU
Nama stasiun ini bagi saya sedikit unik mengingat tidak ada unsur Sunda / Banten pada nama Daru (kalau saya salah, mohon koreksi ya). Pemandangannya tidak beda-beda jauh dengan Stasiun Cilejit, dulu masih sepi saat terakhir ke sini tahun 2014, tapi sekarang sudah jauh lebih ramai. Perbaikan stasiun juga jauh lebih baik, gedung stasiun dan peron sudah jauh lebih modern standard stasiun KA di Jakarta.

Dekat St. Daru ada jalan raya kecil, dimana beberapa omprengan dengan rute seperti Tiga Raksa.

Sebelum KRL Tanah Abang – Maja beroperasi, saya kurang yakin apakah ada Kereta yang berhenti di stasiun ini (mungkin KRL Ekonomi Rangkas kali ya)

Pemandangan pun makin terlihat indah dan suasana dalam kereta yang semakin sepi makin membuat saya semakin bebas memandang-mandang dan mengambil foto. Sampai pada titik ini, saya menganggap inilah rute perjalanan KRL favorit saya.

Kereta pun beranjak meninggalkan Stasiun Daru menuju stasiun berikutnya, Tenjo.

Pemandangan 1 (Daru - Tiga Raksa)

Pemandangan 1 (Daru – Tenjo)

Pemandangan 2 (Daru - Tiga Raksa)

Pemandangan 2 (Daru – Tenjo)

Pemandangan 3 (Daru - Tiga Raksa)

Pemandangan 3 (Daru – Tenjo)

7. STASIUN TENJO
Masih belum berakhir nama-nama stasiun yang asing terdengar di telinga.

Dulu Stasiun Tenjo ini yang suasana dan view sekitarnya masih 11-12 dengan Stasiun Cilejit dan Stasiun Daru di atas. Sekarang sudah banyak perbaikan di sana-sini terutama gedung stasiun (lihat foto bawah) dan arus penumpang jauh lebih banyak. Sayang untuk peronny masih sama aja dengan 3 tahun lalu, apalagi keberadaan jalan raya Tiga Raksa yang membuat pengembangan stasiun terhambat, belum lagi pasar di dekat stasiun. (http://postimg.org/gallery/37wrx2d5k/9ce87fcd/)

Oh ya kalau mau ke Tiga Raksa (ibukota Kabupaten Tangerang), lebih baik turun di St. Tenjo. Nanti keluar stasiun, ikuti jalan raya ke kiri, melewati rel akan ada omprengan2 carry ke Tiga Raksa ongkos sekitar Rp 10.000.

Stasiun Tenjo 1

Stasiun Tenjo dulu (foto stasiun sekarang liat di bawah ini)

Tidak sampai 1 menit, KRL pun beranjak meninggalkan Stasiun Tenjo. Sewaktu pertama kali travel lintasan ini taun 2013, saya benar-benar tidak tahu apa yang akan saya lihat dan apa nama stasiun sebelum dan sesudah KRL yang saya tumpangi berhenti (saya mengingat kembali nama-nama stasiun ini beberapa hari ketika kemudian saya melihat Google Maps dan peta Propinsi Banten 🙂 )

Rumah-rumah penduduk desa 1 (Tenjo - Tiga Raksa)

Rumah-rumah penduduk desa 1 (Tenjo – Tiga Raksa)

View dari Stasiun Tenjo menuju Tiga Raksa

View dari Stasiun Tenjo menuju Tiga Raksa

Rumah-rumah penduduk desa 2 (Tenjo - Tiga Raksa)

Rumah-rumah penduduk desa 2 (Tenjo – Tiga Raksa)

8. STASIUN TIGA RAKSA
Mungkin saya lebih familiar dengan Tiga Raksa daripada Maja. Meski di peta terlihat kalo pusat kota Tiga Raksa terletak agak jauh dari Stasiun, tetap saja arus penumpang di stasiun ini cukup lumayan. Di bawah ini foto stasiun di tahun 2013,  tapi saya telah update foto Stasiun Tiga Raksa yang kini sudah jauh lebih baik dan dilengkapi atap di peron penumpang layaknya stasiun2 di Jakarta sana.

Stasiun Tiga Raksa 1

Stasiun Tiga Raksa dulu

Di tahun 2013, Dari KRL yang saat itu berhenti sekitar 4 menit, saya melihat banyak ojek-ojek menanti penumpang di pinggir stasiun serta pedagang bebas keluar masuk karena belum ada pagar pembatas.Kini sudah dilengkapi pagar hingga ujung stasiun (lihat kedua foto di bawah)

Stasiun Tiga Raksa 3

Stasiun Tiga Raksa 3 (belum ada pagar pembatas, 2013)

 

Stasiun Tiga Raksa 4

Stasiun Tiga Raksa 4

4 menit kemudian, KRL pun beranjak meninggalkan Stasiun Tiga Raksa.Jumlah pemukiman juga semakin jarang, berganti sawah dan ladang yang banyak menghias perjalan KRL saya yang paling menyegarkan dan memanjakan mata 🙂

Tiga Raksa - Maja

Tiga Raksa – Maja

Suasana kampung selepas Stasiun Tiga Raksa menuju Maja

Suasana kampung selepas Stasiun Tiga Raksa menuju Maja

Jalan desa selepas Stasiun Tiga Raksa

Jalan desa selepas Stasiun Tiga Raksa

Hijau...hijau... seger ni mata melihat pemandangan dari KA

Hijau…hijau… seger ni mata melihat pemandangan dari KA

9. STASIUN CIKOYA

Dalam perjalanan pertama saya, selepas Stasiun Tiga Raksa adalah Stasiun Maja. Kini sudah ada stasiun baru yaitu Stasiun Cikoya.

Dari Stasiun Cikoya sudah dekat sekali dengan Stasiun Maja. Tapi sebelumnya melewati sebuah sungai dahulu yang cukup besar.

Foto jembatan sebuah sungai kecil, selepas Stasiun Tiga Raksa
Foto jembatan sebuah sungai kecil, selepas Stasiun Tiga Raksa

10. STASIUN MAJA
Pukul 14.00, setelah kurang lebih 45 menit perjalanan dari Stasiun Serpong akhirnya KRL tiba di stasiun Maja, yang merupakan akhir perjalanan KRL. Cuaca hari itu benar2 cerah, I feel blessed today for opportunities to capture a lot of stills in and around the train

Stasiun Maja 1

Stasiun Maja 1

Stasiun Maja 2

Stasiun Maja 2 (dulu 2013)

Suasana Stasiun di taun 2014 lalu lebih terlihat seperti sebuah gedung tua tradisional tersebut lumayan ramai juga. Begitu juga dengan keramaian pasar Maja yang saya lihat di luar stasiun.

Kini stasiun ini sudah direvitalisasi besar2an sama seperti stasiun-stasiun sebelumnya di jalur Serpong – Maja ini. Sudah ada gedung stasiun yang furnished dan modern, penumpang juga harus ke gedung stasiun dulu sebelum keluar.

Stasiun Maja 3

Stasiun Maja (dulu 2013)

Parkir motor dan gedung bangunan Stasiun Maja yang telah selesai dibangun dan sudah digunakan (dulu taun 2013 ini belumada,liat pic saya di atas)

Jadwal Keberangkatan Kereta Api di Stasiun Maja

Jadwal Keberangkatan Kereta Api di Stasiun Maja

KRL yang sedang menunggu jadwal kembali ke Jakarta, 'didampingi' KA Rangkas Jaya tujuan Rangkasbitung - Merak yang baru tiba dari arah Jakarta

KRL yang sedang menunggu jadwal kembali ke Jakarta, ‘didampingi’ KA Rangkas Jaya tujuan Rangkasbitung – Merak yang baru tiba dari arah Jakarta

Stasiun Maja 4

Stasiun Maja 4

Agaknya daerah ini bakal sangat berkembang sebagai salah satu penopang Jabodetabek di masa depan. Sayang sekali tidak ada angkutan umum di daearah ini, semua masih dengan ojek meski di Maja sendiri sudah ada minimarket seperti Alfamart.

Tak lupa sejenak mejeng di Stasiun Maja, sembari menikmati mentari sore dan suasana pedesaan di Maja.

Berpose di rel KA Stasiun Maja

Berpose di rel KA Stasiun Maja

Foto sebuah telaga kecil di sudut Barat Laut Stasiun Maja menutup artikel blog saya kali ini. Terima kasih sudah mengikuti my diary, follow my tweet at @beautifulboy84

Telaga di Ujung Stasiun Maja

Telaga di Ujung Stasiun Maja

Telaga di ujung Stasiun Maja, KA dari Merak tepat akan melintas masuk Stasiun

Telaga di ujung Stasiun Maja, KA dari Merak tepat akan melintas masuk Stasiun

Perjalanan dari stasiun ini saya lanjutkan ke Stasiun Rangkasbitung. Saya akan share di artikel blog berikutnya 🙂

76 thoughts on “My Diary : Naik KRL Commuter Line Serpong – Parung Panjang – Maja

  1. hehehehe sblm adanya krl tanah abang maja semua stasiun di singgahi krd ekonomi yg cukupbanyak copetnya.. coba dah merasakan gmn dasyat nya berdesak2kan pagi atau sore hari. aku dulu suka naik cl dri st tenjo atau daru menuju tnhabang jd tau suka duka duka kl pass ramai atau sepi penumpang. sayang sejak pindah rumah yg jauh dri angkuta umum sdh jarang naik kereta. kangen naik ka ekonomi yg murmer.

    • Iya bro..sekarang lebih enak naik KA Ekonomi karena lebih lengang…. gw suka banget berdiri atau duduk dekat pintu sambil menatap pemandangan dan menikmati angin yang berhembus kencang… kmarin gw nyobain dari Maja (sehabis turun dari KRL) ke Rangkasbitung and the view are awesome

    • Wah knapa bro lama ga naik kereta? Dicobain aja lagi sekarang, ud banyak tuh jadwal kereta ke Parung Panjang… Stasiun Parung Panjang sekarang juga ud lumayan rapi 🙂

      • yg paling ngangeni tuh kereta lokal. . rame tp asik. cuma ahti2 sm copet , biasanya mereka beraksi dgn cara berkelompok , modusnya kl kereta mau berhenti dgn cara mendorong. tp kl siang kereta rada sepi jd enk buat nostalgia.

      • Emang bener bro, lebih baik tas dipeluk sekencang2nya pas lagi padat – lebih baik lagi ga usah bawa apa2, tapi ga mungkin ya hehe
        Bener, kalo siang tu lebih sepi dan segar…juga lebih puas mandang2 pemandangan yang seger dan hijau.. aq waktu ke Maja dan ke Rangkas Bitung, berdiri dekat pintu terus 🙂

  2. Wahhh parah Stasiun Daru dibilang namanya asing -___-. Ini daerah nanti bakal jadi jalur keluar masuk tol dari arah Merak ke Jakarta dan jadi tempat bongkar muat kontainer dipindah ke kereta. Dulu ini mau dibuat perumahan terbesar di Asia Tenggara pada zaman Soeharto. Tp berhubung krisis moneter pembangunannya terbengkalai. Namun sekaran daerah ini akan menjadi titik tengah gabungan antara 2 perumahan besar Citra Raya dan BSD City dan gabungan perumahan2 kecil lainnya. Saya udah lama tinggal disini dan agak tersinggung dibilang Daru pelosok dan bilang anda tidak yakin ada kereta yg berhenti disini.

    • Huhu, ya maksudku jarang terdengar di stasiun2 KRL di Jakarta bro….dan mungkin jarang didengar ama penumpang KRL yang jarang sekali melewati jalur Serpong 🙂

      • daru lbh bagus dri sta tenjo. . .cm jln msuknya becek. . . lha skrg saya pp naik kereta tn abang” daru per juni 2014 krn cl jamterbangnya tambah byk

      • Hi Selviani, betul Daru itu sudah masuk Kabupaten Tangerang. Yang saya tahu sepanjang Stasiun dari Parung Panjang – Cilejit – Daru – Tenjo – Tiga Raksa emang mulai banyak pembangunan perumahan. Tapi kalau jenis2 perumahanny apakah real estate atau subsidi / KPR saya kurang tahu pasti sih… coba2 aja jelajah ke sana dengan KRL, bisa keliling pake ojek 🙂
        SEmoga ketemu calon rumah idaman 🙂

  3. Wow cerita parungpanjang mengingatkan ortu naik kereta setiap pk 4 pagi sekolah di gambir.parung panjang -tanah abang -gambir,tahun 1935 jadul bnget ya?sekolah setingkat smp/dulu H .I .S.sekarang qu tinggal di tigaraksa perum pemda.rasanya rindu mau naik kereta komuter.kapan ya,Insya Allah naik dr 3 rksa ke tnh abang.

    • Wuihhh jadul banget hehe.. banyak kenangan nostalgia tuh naik KA zaman dulu dari Banten / Tiga Raksa ke Jakarta. Anyway emangnya tempat tinggal jauh ya dari Stasiun Tiga Raksa? Sekarang kan sudah ada KRL lewat Tiga Raksa menuju Tanah Abang, walau kayaknya belum sampe 10 kali sehari.. dan cerita penumpang yang lain, mereka biasanya suka pake KA lokal juga kalo ke Jakarta kalo ga dapet KRL

      • Hi astri, thanks for visiting. Kalau mau ke Pemda Tiga Raksa saya sarankan turun di Stasiun Daru karena jauh lebih dekat ke Pemda daripada dari Stasiun Tiga Raksa. Untuk angkutan umum maaf saya belum tahu akses angkutan dari Stasiun Daru ke Pemda Tiga Raksa, mungkin bisa ditanyakan ke petugas stasiun. Cheers

      • dari daru ga ada, adanya ojek sekitar 30rb. ada dari st tenjo naik bus jasinga_x deres . bulan jaya. atau mobil ompreng 5000rb turun sd tapos trs atau naik ojek. atau antar jemput sm saya. 20rb sekali jln hub 089651115185 . dri st daru

  4. wah stasiun daru, saya baru pertama ini denger namanya, pasti daerahnya kaya pedalaman sepi tertinggal gitu ya? good post bro andre! keep traveling and share your story!

    • Nama “Daru” emang agak jarang terdengar kalo bukan penduduk daerah Tangerang, tapi daerahny gak terpencil koq. Deket ama ibukota Kabupaten tangerang skrg yakni Tiga Raksa dan cukup rame pendudukny. Ntar lagi bakalan rame kalo JOORR melintas di dekat sini 🙂

    • @Fahri, Jgn sembarangan ngomong bos, ane orang Daru asli, lahir dan besar di Daru. Jaraknya hanya skitar 15-20 menit dari Puspem Kab. Tangerang di Tigaraksa. Wilayahnya jg tergolong ramai, rata2 jalan udah dicor. Ada 2 perumahan yg cukup ramai. Banyak jg pendatang dr daerah lain yg tinggal di Daru.
      @Andre: Stasiun Daru termasuk stasiun yg ramai untuk jalur Serpong-rangkasbitung. Stasiun ini menjadi alat transportasi utama bagi mereka yg bekerja di Jakarta, khususnya Tanah Abang. Daru juga sempat masuk berita di tv nasional akibat demo penumpang.

      Skalian nitip bos ww.loccotravel.com

  5. wahh makasiy infonya belum pernah liat daerah2 tangerang dari sudut KRL
    Kalau menurut andre setelah lihat stasiun cilejit bakal berkembang cepat ga ya?
    karena baca ulasan dari awal yang berkembang cepat nantinya bakal maja dan parung panjang ya…

    • Terimakasih sudah berkunjung. Ya bro, dengan pengembangan BSD tahap II dan akan adanya akses JOORR pasti daerah Cilejit dan Cisauk bakal ikut ‘kena dampaknya’ 🙂 Parung Panjang akan jadi stasiun penting di Jabodetabek, dan Cilejit tentu bakal kena getahny jg 🙂

  6. keren2 ni perjalanannya, saya pengen sebenarnya jalan2 seperti ini. ada komunitasnya gak ya. Ngomong2 Tiga Raksa itu pusat kabupaten Tangerang khan ya. terus Maja ini kabarnya bakal makin rame ada perumahan baru di sana yang digarap Ciputra. Citra Raya Maja. Bakalan Ramai,

    Kultur di Maja itu seperti apa ya?. Banyak Orang asli banten, sunda, Jawa?. yang manakah yang dominan.

    Apakah masih sepi banget?.

    • Hi @Agustri, trims sudah berkunjung.
      Komunitas pecinta KRL / KA itu banyak (ada facebook KRL Mania), tapi kalo untuk travelling dengan KA belum bnyk dengar. Biasanya komunitas traveller lbh kepada tempat wisata yg dikunjungi daripada moda transportasinya / cara mencapai tempat wisata ny. Coba sekali beli majalah Kereta Api di Gramedia, mungkin ada info2 komunitas pecinta perjalanan / fotografi KA

      Ya Tiga Raksa itu Ibukota Kabupaten Tangerang. Penumpang KRL Maja kebanyakan turun di Stasiun Tiga Raksa. Belum tahu mengenai perumahan baru di Maja, nanti coba saya cari. Maja sudah cukup ramai apalagi sudah terbantu akses KRL, tapi tentu masih belum seramai Parung Panjang atau Serpong, kultur pedesaanny lebih terasa. Saat ini Maja lebih kepada kota kecamatan kecil, setahu saya didominasi Sunda Banten kedengaran dari bahasa sehari2 orang di pasar dan di toko. Belum ada angkutan umum di sana setahuku – mungkin ada omprengan tapi saya ga ketemu dan mungkin ngetemny bakal lama :D. (sila visit page foto2 saya tentang Maja : https://ridethewind.wordpress.com/2013/12/05/maja/)

      Cheers – Andre

  7. Saya mau naek comm line juga nih, tapi mau milih jalurnya bingung, eh baca blog kamu langsung confirm ke Maja ajah, kalo sempet ya nyambung ke Rangkas, tapi gak yakin juga, soalnya jalannya udah rada siangan nih dari tebet. Thanks Andre for the info, kamu gak sempet ngecek kuliner di Maja deket stasiun ada gak ya ? saya baca yang di Tenjo lumayan kulinernya buat ngisi perut kalo laper muter-muter ama commuter line. Cheers…Flora

  8. sorry, aku mau tanya dong. kmu kan tinggal di serpong ya?
    aku kan mau pindah ke binong dekat karawaci, nah stasiun paling dekat dengan karawaci itu dimana ya ?
    Thanks,
    Juni

    • Hi Juni, thanks for visiting. Daerah Binong itu tidak dekat dengan Stasiun KA, baik jalur KA Serpong maupun KA Tangerang. Namun yang terdekat dan ada akses jalan langsung dari Karawaci / Binong adalah ke Stasiun Parung Panjang, kira2 1 jam.
      Cuma tahun lalu aq lewat situ jalannya agak rusak (mudah2n udah bagus sekarang). Angkotny juga setahuku ngga sampe malam banget, dan ke daerah Parung Panjang itu yaa jalan pedesaan luar kota, ga kaya di daerah Karawaci atau Serpong.

    • Hi Eka. Thx for visiting. Dari Bekasi silakan turun di Manggarai.
      Kemudian dari Manggarai naik KRL ke Tanah Abang (ikut yg arah Utara/Sudirman), di Manggarai biasanya KRL masuk di jalur 5.
      Di Tanah Abang, kamu akan turun di Jalur 2. Nah silakan naik tangga atau menyeberang lewat jalan dekat pintu keluar ke jalur 5/6, di situ nanti akan ada KRL ke Maja. Silakan –
      naik KRL tujuan Maja, atau bisa aja naik ke Serpong/Parung Panjang dulu, tapi nanti di sana tetap nunggu KRL tujuan Maja.
      BIasanya KRL Maja tidak terlalu sering, sekitar 1 jam sekali. Nanti turun di St Tigaraksa

      Tujuan akhirnya kemana? Kalo ke Tigaraksa Pemda / Industri, mungkin lebih dekat dari Stasiun Tenjo,
      persis di stasiun itu persimpangan jalan protokol yang terus ke Tiga Raksa.

    • Turun st tenjo saja, trs naik bus bulan jaya,jur x deres, , kl mau ngojek trn st daru, Mgkn 50 rb kl ngojek, , dri st bekasi,, , lgsg beli ke jurusan st daru ato tenjo, transit st manggarai ke st tanah abang, trs oper di jalur 5 atau 6

    • Hi Yulie, tidak ada yang dari Sudimara
      umumnya KA Lokal yang ke Merak itu berhenti either di Serpong atau di Parung Panjang.

      Ada 2 KA ke Merak dari jalur Jakarta, semua beli tiketnya go-show alias di loket (saat pesan, jangan lupa bilang kalo turun di Cilegon)

      1. KA Kalimaya Jakarta – Merak (334 jam 16.00 – 18.52) –> tiketny Rp 30.000 kalo g salah
      Kalo ini berhentinya di Tiga Raksa pada pukul 16.59, jadi naik KRL dulu ke Tiga Raksa

      2. KA Patas lokal Angke – Merak (tiba di Parungpanjang pukul 08.15) –> naik KRL dulu ke Parung Panjang, kemudian dari situ naik KA Patas. Harga tiketny lebih murah sekitar Rp 6000

    • Hi Yunas, iya bisa. Begini urutannya

      1. Dari St Tenjo naik KRL arah Tanah Abang, turun di St Tanah Abang
      2. Kemudian pindah ke rel KA jalur 2 (nyebrang lewat tangga atau di ujung stasiun), naik KRL arah Jatinegara.
      3. KRL Jatinegara akan melewati St Senen tapi tidak berhenti. Jadi kamu turun di stasiun sesudahnya yaitu St. Gang Sentiong. Turun di St Gang Sentiong
      4. Kamu nyebrang rel pindah jalur, kemudian naik KRL yang tujuan Senen / Tanah Abang (iya, KRL trayek sama, hanya kali ini beda arah karena hny KRL arah Tanah Abang yang berhenti di Senen). Ya ud tinggal turun di St Senen aja 🙂

      semoga membantu

      • Hi Nur. Kamu harus berganti Kereta beberapa kali
        1. Dari Cakung, naik KRL arah Jakarta, turun di St. Jatinegara.
        2. Dari Jatinegara, naik KRL arah Tanah Abang (di jalur paling sebelah kanan kalo dari arah Bekasi). Nanti turun di Stasiun Duri
        3. Nah dari Stasiun Duri naik KA Lokal Rangkasbitung, tapi ingat kamu harus keluar Stasiun Duri dulu untuk tap out KRL. Kemudian ke loket, beli karcis KA Lokal Rangkasbitung, masuk lagi ke dalam Stasiun lewat pintu masuk yang dijaga petugas (bukan tap in) dengan menunjukkan karcis KA Lokal tersebut.

        Jadwalnya bisa cek di sini http://aktual.web.id/jadwal-kereta-api-lokal-rangkasbitung/

    • Hi Yenny.
      1. Dari Maja kamu naik KA Lokal Patas Merak yg tiba di Maja sekitar pukul setengah sembilan lewat pagi hari. Nanti turun di St Cilegon
      2. Kamu juga bisa naik KA Kalimaya dari St Tigaraksa (sekitar jam 4 sore) ke arah Merak. Nanti turun di Stasiun Cilegon
      Berarti nanti dari Maja kamu naik KRL dulu ke Tiga Raksa. TAPI coba pastikan di stasiun apakah KA Kalimaya masih beroperasi atau tidak, soalny kabarnya layanan ini mau dihentikan

      SEmoga membantu

  9. mau tanya donk ? besok saya mau ke pasar baru tangerang naik kereta di stasiun parung panjang nah terus pake transit ga ya ? terus klo transit turun dimana aja ?

    • Hi Sutinah, kamu harus 2 kali transit.

      1. Dari Parung Panjang kamu naik KRL ke Stasiun Tanah Abang, turun di Jalur 5 atau 6. Kamu menyeberang ke Jalur 3 melalui tangga atau ujung peron.

      2. Dari Jalur 3 Tanah Abang, naik KRL yang arah Bogor/Depok, tapi turun di Stasiun Manggarai.

      3. Di Stasiun Manggarai, naik KRL yang ke arah Kota. Nanti turun di Stasiun Juanda, dari situ sudah dekat kira2 400 m ke Pasar Baru, bisa jalan kaki, busway, atau naik ojek/bajaj harusnya mau 10rb-15rb 🙂
      Keluar dari Stasiun, ketemu Jalan Juanda belok ke kiri jalan, ke situlah arah Pasar Baru

      Semoga membantu

    • Siap segera dilaksanakan Mas Hermansyah… ud dapat beberapa foto stasiun terbaru seperti Tenjo, Maja, Parung Panjang, dan Cisauk. tapi sebagian lagi belum dapet. Makasih mas ud berkunjung 🙂

    • Tidak ada angkot langsung dari St Tenjo ke Balaraja. Yang saya tahu ya
      1. Keluar stasiun jalan ke arah Utara (menyeberang rel dulu), jangan ke Selatan
      2. Selepas rel, bbrp meter di depan sebelah kiri ada mobil2 carry/zebra/colt yang parkir, itu adalah omprengan ke Tiga Raksa.
      Naik saja, ongkos sekitar 10.000. Jangan lupa beritahu supirnya kalau kita mau ke Balaraja
      3. Nanti di Tigaraksa akan diturunkan di simpang dimana ada angkot ke Cikupa/Balaraja. Naik hingga jalan raya Tangerang – Balaraja.
      4. Di simpang jalan itu bisa naik ojek atau angkot lagi yang ke Balaraja (arah jalan ke kiri, kalau yang ke kanan itu ke Cikupa – Tangerang), saya kurang tahu lokasi persisnya, tapi dari simpang jalan raya itu sudah dekat ke Balaraja.

      Semoga membantu

    • Hi Sri. Dari St Tanah Abang bisa naik KRL ke Maja/Rangkasbitung.
      Nanti turun di Stasiun Daru, itu ud di wilayah KEc. Jambe, Kabupaten Tangerang
      Di stasiun itu ada sejumlah mobil omprengan dan ojek, jadi tergantung aj tujuanny mo ke mana.
      Semoga membantu

  10. senang baca blognya mengenai perjalanan menggunakan krl ke stasiun maja…jadi tau nama2 stasiun di tangerang.
    apalagi bagi saya yang lebih tau nama stasiun ke arah bogor…lain kali diulas lagi perjalanan krl ke stasiun lain donk mas…
    jd pengetahuan sy bisa bertambah…siapa tau kedepannya bisa seperti mas, wisata naik krl, mengunjungi daerah lain..

Leave a reply to Khristian Manurung Cancel reply