Minggu 11 Agustus 2013, waktu itu saya hendak berangkat ibadah ke BSD. Saya mengambil kesempatan untuk membuat diary perjalanan KRL lagi dari Jakarta ke Serpong.
Normalnya trayek KRL adalah Tanah Abang – Serpong, namun karena pada saat itu Pemerintah DKI Jakarta Jokowi – Ahok sedang melaksanakan kegiatan pemindahan PKL dan pembersihan jalan dari lapak pedagang, ke Blok G Tanah Abang (syukurlah berjalan lancar). Maka saya memulai perjalanan dari Stasiun Palmerah yang adalah stasiun pertama setelah Tanah Abang untuk jalur perjalanan KRL ke arah Barat DKI.
1. STASIUN PALMERAH
Menurut rencana (yg tidak jelas kapan targetnya), Stasiun Palmerah ini akan dikembangkan lebih lanjut menjadi stasiun modern ala Stasiun Sudirman sekarnag. Di salah satu sudut stasiun, ada poster imaginary Stasiun Palmerah setelah selesai dikembangkan (mirip ama stasiun MRT Singapura euy 🙂 )Saat ini sedang ada pengerjaan penambahan panjang peron stasiun Palmerah ke arah Barat dan Timur, serta tempat parkir pun telah tertata dengan baik.
Kereta datang sedikit telat beberapa menit dari waktu seharusnya. Pada Hari Minggu itu penumpang kereta cukup ramai sehingga banyak yang berdiri, termasuk saya sendiri (tentu dengan tujuan tersendiri, yakni agar lebih mudah mengambil foto)
Dari Palmerah ke arah Barat, rel KA ‘didampingi’ dua jalan raya di sisi kiri dan kanan dan banyak ditumbuhi pepohonan rindang.
2. STASIUN KEBAYORAN LAMA
Dari Stasiun Palmerah, KRL bergerak ke arah Barat menuju stasiun berikutnya yaitu Stasiun Kebayoran Lama.
Oleh karena padatnya penumpang, saya turun dari KRL terlebih dahulu agar lebih leluasa untuk mengambil gambar
Perjalanan dari Stasiun Kebayoran Lama menuju stasiun berikutnya merupakan jarak yang terjauh dari perjalanan KRL Jakarta – Serpong / Parung Panjang. Dari jendela terlihat berbagai pemandangan berbeda mulai dari pemukiman, sungai, taman, kuburan, dan jalan raya.
Ada juga kuburan yang cukup luas dan berada tepat di sisi kiri dan kanan rel kereta api. Mungkin agak aneh ya kalo lagi khusuk ziarah ehh ada kereta api lewat setiap 15-30 menit sekali. But itulah tanda semakin padatnya wilayah Jabodetabek.. Ngga tau juga mana yang duluan muncul, kuburannya atau rel-KA nya? 🙂
Terlihat juga Kali Pesanggrahan yang saat ini sedang direvitalisasi dan diperlebar, dari kereta terlihat seperti sebuah kali besar. Sayang airnya masih sangat keruh
3. STASIUN PONDOK RANJI
Kira-kira 15 menit selepas Kebayoran, KRL akhirnya tiba di Stasiun Pondok Ranji. Stasiun ini merupakan melting-point bagi penumpang dengan tujuan daerah seperti Pamulang, Ciputat, Lebak Bulus, Tanah Kusir, dan Bintaro (tentu menyambung angkot atau kendaraan lain setelah turun dari KRL).
4. STASIUN JURANG MANGU
Entah kebetulan atau tidak, posisi stasiun ini sepertinya sesuai dengan namanya, yakni jurang. Letaknya menjorok ke bawah tepat di pinggir Tol Jakarta – Serpong, di tengah2 rimbunnya ilalang dan pepohonan di sekeliling stasiun. Dan sejauh yang saya lihat, sangat sedikit pemukiman warga di sekitar stasiun so dalam hati saya bertanya, kenapa bisa ada stasiun di lokasi seperti ini.
Pepohonan di sekitar nan hijau membuat suasana cukup sejuk dan segar. Kapan-kapan ingin dicoba untuk turun di stasiun ini dan mengetahui keadaan di sekitar stasiun. Penasaran juga setelah turun dari kereta, orang-orang akan berjalan ke arah mana
Di sebelah kiri, pemandangan hijau nan asri menghias perjalanan KRL, sementara di sebelah kanan ada Jalan Tol Serpong. Tentu saja saya tak melewatkan pemandangan tersebut
5. STASIUN SUDIMARA
Perhentian berikutnya adalah Stasiun Sudimara. Terus terang saya agak kurang paham dengan posisi geografis stasiun ini, berdekatan ke daerah mana selain ke BSD / Serpong. Kurang hapal dengan daerah sekitarnya
Dari sisi kanan KRL, pemandangan tol Jakarta – Serpong semakin jelas terlihat. Mungkin jarak dari rel ke pinggir jalan tol tidak lebih dari 500 meter. Sepertinya tidak ada ruas rel KA di Jabodetabek yang persis berada di pinggir jalan tol seperti ruas KA Serpong ini.
6. STASIUN RAWA BUNTU
Stasiun Rawa Buntu menurut pendapat saya merupakan salah satu stasiun yang cukup rapi penataannya di lingkungan PT. KA Commuter Jabodetabek. Mulai dari penataan pintu masuk dan keluar, tempat parkir, tampilan peron, tempat duduk, termasuk warna cat dan penataan papan / plang informasi.
Stasiun ini merupakan titik destinasi bagi penumpang dengan tujuan Bumi Serpong Damai, Alam Sutera. Beberapa kali berangkat pagi dan sore dari stasiun ini, ada banyak sekali pekerja2 kantoran yang menggunakan Stasiun Rawa Buntu. Lokasinya juga jauh lebih strategis dibandingkan stasiun Serpong (tentu saya mengacu kepada orang kantoran dan masyarakat kelas menengah yang sering menggunakan stasiun ini)
7. STASIUN SERPONG
Akhirnya KRL tiba di stasiun tujuan akhir yakni Stasiun Serpong. Berbeda dengan stasiun-stasiun lain di luar batas DKI Jakarta, stasiun ini cukup ‘membuat lelah’ penumpang karena harus naik dan turun tangga untuk menuju peron tempat menunggu kereta api.
Suasana terik siang hari membuat penumpang segera keluar dari KRL karena harus naik tangga lagi ke gedung stasiun. Lalu lintas penumpang di stasiun satu ini memang selalu ramai. Selain itu ukuran peron stasiun yang cukup sempit membuat para penumpang harus sedikit berhati-hati dan tidak terburu, karena kalau terpeleset bisa jatuh ke bawah.
Sebelum meninggalkan stasiun, tak lupa saya mengambil beberapa foto lagi sebagai penutup. Gedung stasiun Serpong kini sudah jauh lebih bersih dan terawat dibandingkan akhir 2012 lalu saat saya terakhir ke sini. Penataan lokasi PKL dan toko di luar gedung juga sudah jauh lebih baik.
Terima kasih sudah membaca blog saya, next time saya lanjutkan dengan diary2 perjalanan Kereta Api saya berikutnya. Please follow my twitter @BeautifulBoy84